Mutiara karya Syeikh Abdul Qadir Jailani
Jadikanlah kehidupan setelah matimu sebagai modal dan kehidupan duniawimu sebagai keberuntungan. Jika masih ada waktu lebih, habiskanlah demi kehidupan duniawimu, yakni dengan mencari nafkah. Jangan kau buat kehidupan duniawimu sebagai modalmu, dan kehidupan setelah matimu sebagai keuntunganmu, dan sisa waktumu kau habiskan untuk memperolehi kehidupan setelah mati dan memenuhi kewajiban salat lima waktu. Kau diperintahkan untuk mengendalikan kedirianmu, agar ia mematuhi Tuhannya. Tetapi kau bertindak tak layak terhadapnya, dengan menuruti dorongan-dorongannya dan kau serahkan kendalinya kepadanya, kau ikuti keinginan-keinginan rendahnya, kau bersekutu dengan iblis dan nafsunya, sehingga kau tak memiliki yang terbaik dari kehidupan ini dan kelak, sehingga kau masuki Hari Pengadilan sebagai orang paling miskin kebajikan, dan tak memperolehi, dengan mengikutinya, sebahagian besar bahagianmu dalam kehidupan duniawi ini. Tapi, jika kau melalui jalur akhirat dengannya, dan menggunakannya sebagai modalmu, maka kau akan memperolehi kehidupan duniawi dan ukhrawi. Sedang bahagian duniawimu akan kau terima dengan segala kenikmatannya, dan kau akan terhormat. Nabi bersabda: "Sesungguhnya Allah menyelamatkan di dunia ini demi akhirat, sedang keselamatan di akhirat tak dimaksudkan demi kehidupan duniawi ini." "Dunia dan akhirat adalah ibarat dua isteri; jika kau menyenangkan yang satu, maka yang lain akan marah kepadamu." "Sesungguhnya sebahagian darimu menyukai kehidupan duniawi ini, dan sebahagiannya lagi mencintai akhirat." (QS 2:151) "Mereka akan melihat tempat mereka di syurga, sampai Allah selesai meminta pertanggungjawaban manusia, dan mereka akan memasuki syurga sebagaimana mereka memasuki rumah mereka di dunia ini." "Segala yang dibawa oleh Nabi kepadamu, terimalah, dan segala yang dilarangnya, jauhilah dan bertakwalah kepada Allah." (QS 48:7) "Dan mereka mengada-adakan ruhbaniyyah (kepaderian-penyunting), padahal Kami tak mewajibkannya kepada mereka." (QS 57:27) "Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut hawa nafsunya, dan ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan." (QS 53: 3-4) "Jika kau mencintai Allah ikutilah aku, maka Allah akan mencintaimu." (QS 3:30) Nabi Suci saw bersabda: "Berupaya adalah jalanku dan beriman kepada Allah adalah keadaanku." "Dan kepada Allah lah kau mesti berharap." "Barangsiapa beriman kepada Allah, maka Ia mencukupinya." (QS 65:3) "Sesungguhnya Allah mencintai mereka yang beriman kepada-Nya." (QS 3:158) |