Dan bagi alim akhirat ada tanda-tandanya yang dapat dilihat.
Bahawa tidaklah berlainan kata-katanya dengan perbuatannya. Dan pada perkara perintah dialah yang mula-mula beramalnya. Dan pada larangan dialah yang mula-mula menghindarinya. Dan adalah ia mementingkan ilmu yang nyata membawa gemar kepada taat. Dan ia menjaga dirinya dari ilmu yang melulu membanyakkan kata-kata yang sia-sia dan yang menghiasi perdebatan. Dan ia menjauhi berpoya-poya tentang makan. Berbagus-bagus pada perabot dan rumahtangga.
Dan menjauhkan bersenang-lenang dan berhias-hias dengan pakaian. Dan cenderung ia kepada redho pada apa yang ada (qana’ah). Dan menjauhi diri ia dari menggauli sulthan (pemerintah) , dengan erti tidaklah ia masuk walaupun satu hari kecuali untuk menasihati atau menolak zalim atau memberi pembelaan terhadap apa-apa yang membawa kepada redho Allah. Maka bolehlah masuk. Dan terhadap Fatwa-fatwa, tidaklah ia ceroboh . Dan dikatakannya : {Tanyakanlah hal ini kepada orang yang ahli}. Tidak mau ia berijtihad kalau belum keadaan menentukan harus begitu dan dikatakannya {Saya tidak tau} , bila hal tersebut tidak mudah baginya . Dan bertujuan ia dengan ilmunya untuk mencapai kebahagiaan Akhirat yang besar. Dengan demikian , yang dipentingkannya adalah ilmu batin dan meneliti persoalan hati ,dan keselamatan hatinya dibuat segala macam siasah ( gaya tarbiyah) …………….