Mutiara karya Syeikh Abdul Qadir Jailani
Akan kami paparkan bagimu sebuah misal tentang kelimpahan, dan kami berkata, "Tidakkah kau lihat seorang raja yang menjadikan seorang biasa sebagai gabenor kota tertentu, memberinya pakaian kehormatan, bendera, panji-panji dan tentera, sehingga ia merasa aman mulai yakin bahawa hal itu akan kekal, bangga dengannya, dan lupa akan keadaan sebelumnya. Ia terseret oleh kebanggaan, kesombongan, dan kesia-siaan. Maka, datanglah perintah pemecatan dari raja. Dan sang raja meminta penjelasan atas kejahatan-kejahatan yang telah dilakukannya dan pelanggarannya atas perintah dan larangannya. Lalu sang raja memenjarakannya di dalam sebuah penjara yang sempit dan gelap serta memperlama pemenjaraannya, dan orang itu terus menderita, terhina dan sengsara, akibat ketakabburan dan kesia-siaannya, dirinya hancur, api kehendaknya padam, dan semua ini terjadi di depan mata sang raja dan diketahuinya. Setelah itu ia menjadi kasihan terhadap orang itu, dan memerintahkan agar ia dibebaskan dari penjara, disertai kelembutan terhadapnya, dianugerahkan kembali pakaian kehormatan, dan dijadikannya kembali ia sebagai gabenor. Ia menganugerahkan semua ini kepada orang itu sebagai kurnia percuma. Kemudian ia menjadi teguh, bersih, berkecukupan dan terahmati.
"Tiada jiwa yang tahu yang disembunyikan bagi mereka, yang akan mengenakkan mata mereka, balasan bagi yang telah mereka perbuat." (QS 32:17) |






